pengunjung

Jumat, 09 Mei 2014

Masalah Janin dan Bayi Baru Lahir



Masalah Janin dan Bayi Baru Lahir

Jika persalinan tidak berlangsung dengan normal, maka janin atau bayi baru lahir dapat mengalami masalah. Berbagai masalah yang dapat terjadi antara lain gawat janin, adanya posisi atau presentasi janin yang abnormal, atau bayi lambat untuk bernafas setelah dilahirkan. Penyebab terjadinya persalinan yang tidak lancar dapat berupa bahu janin yang terperangkap (distosia bahu), kehamilan kembar (ada lebih dari satu janin di dalam rahim), atau lilitan tali pusar pada leher janin.
- Gawat Janin mengarah pada tanda-tanda sebelum atau saat bayi dilahirkan yang menunjukkan bahwa janin dalam keadaan yang tidak baik. Gawat janin biasanya terjadi akibat janin tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Gawat janin dapat terjadi ketika kehamilan sudah terlalu lama (post matur) atau jika terjadi komplikasi pada kehamilan atau persalinan.
Biasanya gawat janin ditentukan dari pola detak jantung janin yang abnormal. Sepanjang proses persalinan, detak jantung janin terus dimonitor. Jika terdeteksi detak jantung janin yang abnormal, maka biasanya perlu dikoreksi dengan memberikan oksigen pada ibu, meningkatkan jumlah cairan yang diberikan melalui pembuluh darah pada ibu, dan memposisikan ibu miring ke sisi kiri. Jika tindakan-tindakan ini tidak efektif, maka bayi harus dilahirkan secepat mungkin dengan bantuan ekstraktor vakum, forsep, atau operasi cesar.
Jika cairan ketuban tampak berwarna hijau setelah selaput ketuban pecah, maka janin mungkin berada dalam bahaya (tetapi tidak selalu). Perubahan warna ini disebabkan oleh kotoran janin yang pertama (mekonium). Terkadang bayi menghirup mekoniumnya sebelum persalinan atau saat dilahirkan, menyebabkan bayi mengalami kesulitan untuk bernafas segera setelah dilahirkan.
- Gangguan Pernafasan Pada Bayi. Pada kasus yang jarang, bayi tidak mulai bernafas saat lahir, meskipun tidak ada masalah yang terdeteksi sebelum dilahirkan. Untuk itu, bayi membutuhkan resusitasi yang dilakukan oleh tenaga medis ahli.
- Kelainan Posisi dan Presentasi Janin
Yang dimaksud dengan posisi janin di dalam rahim adalah arah janin menghadap, sedangkan presentasi janin adalah bagian tubuh janin terendah yang akan keluar lebih dulu dari jalan lahir. Kombinasi yang paling sering ditemukan dan paling aman adalah janin menghadap ke punggung ibu dengan presentasi kepala, dimana leher tertekuk ke depan, dagu menempel di dada dan kedua lengan melipat di dada. Jika janin tidak berada dalam posisi atau letak tersebut, maka persalinan bisa menjadi sulit dan mungkin persalinan tidak dapat dilakukan melalui vagina.
Ada beberapa presentasi abnormal pada janin :
·         Presentasi Sungsang, dimana bagian paling rendah janin adalah bokong, sehingga bokong tampak lebih dulu saat dilahirkan. Presentasi sungsang terjadi pada 2-3% kelahiran cukup bulan. Ketika dilahirkan melalui vagina, bayi yang lahir sungsang lebih berisiko untuk terjadi cedera, dibandingkan bayi yang lahir dengan kepala lebih dulu. Kadang janin dapat diputar sehingga memiliki presentasi kepala, biasanya dilakukan pada usia kehamilan 37 atau 38 minggu sebelum persalinan dimulai. Namun jika persalinan telah dimulai dan janin berada pada presentasi sungsang, maka dapat terjadi masalah. Jalan lahir yang dibuat oleh bagian bokong janin mungkin tidak cukup besar untuk lewatnya kepala. Selain itu, ketika kepala keluar setelah bokong, kepala tidak dapat dibentuk agar pas dengan jalan lahir, seperti yang seharusnya. Dengan demikian, tubuh bayi dapat dilahirkan setelah bokong keluar, tetapi bagian kepala dapat tersangkut di dalam. Ketika kepala bayi tersangkut, maka kepala akan menekan tali pusar pada jalan lahir, sehingga sangat sedikit oksigen yang dapat diterima oleh bayi. Kerusakan otak akibat kekurangan oksigen adalah komplikasi yang paling sering terjadi pada bayi-bayi yang dilahirkan dengan presentasi bokong. Karena risiko cedera dan kematian pada bayi, maka operasi cesar lebih dipilih untuk janin dengan presentasi sungsang.
·         Presentasi Lain. Pada presentasi wajah, leher janin mendangak sehingga saat dilahirkan bagian wajah keluar lebih dulu. Biasanya, janin tidak tetap berada pada presentasi wajah atau dahi, tetapi seringkali berubah presentasi menjadi yang seharusnya. Tetap jika tidak, maka persalinan dapat dibantu dengan menggunakan forsep, ekstraktor vakum, atau operasi cesar. Adakalanya, janin berada pada posisi mendatar (transversal) dari jalan lahir, sehingga bahu lahir lebih dulu. Pada kasus ini, dilakukan operasi cesar, kecuali janin yang akan lahir adalah janin kedua pada kehamilan kembar.
http://medicastore.com/image_penyakit/2014.02.34.Kelainan%20Letak%20Janin.JPG
- Kehamilan Kembar adalah kehamilan dengan adanya lebih dari satu janin pada rahim. Ada beberapa hal yang membuat seorang wanita lebih mungkin mengalami kehamilan kembar :
  • Menggunakan obat-obat fertilitas
  • Menggunakan teknik reproduksi dibantu (ART-Assisted Reproductive Technique)
  • Memiliki riwayat kehamilan kembar sebelumnya
  • Usia lebih tua
Kehamilan kembar membuat rahim sangat teregang, sehingga rahim cenderung untuk berkontraksi sebelum kehamilan mencapai usia cukup bulan. Akibatnya, biasanya bayi-bayi yang dikandung dilahirkan prematur dan kecil. Pada beberapa kasus, rahim yang sangat teregang tidak dapat berkontraksi dengan baik setelah melahirkan, sehingga menyebabkan terjadinya perdarahan.
Posisi dan presentasi janin di dalam rahim bisa berlainan, sehingga persalinan bisa menjadi sulit. Kontraksi rahim setelah lahirnya bayi pertama cenderung menyebabkan terlepasnya plasenta dari bayi kedua. Akibatnya, bayi kedua cenderung mengalami masalah selama persalinan dan memiliki resiko mengalami kelainan dan kematian yang lebih tinggi.
Kehamilan kembar juga meningkatkan risiko terjadinya masalah pada ibu, misalnya pre-eklampsia, diabetes gestasional, perdarahan hebat pasca melahirkan, kebutuhkan untuk dilakukan operasi cesar, dan persalinan prematur.
Saat hamil, pemeriksaan ultrasonografi dilakukan untuk memastikan jumlah janin dalam kandungan.
Karena berbagai masalah dapat terjadi pada persalinan kembar, maka dokter harus mempertimbangkan dengan baik apakah persalinan dapat dilakukan melalui vagina atau harus melalui operasi cesar. Jika bayi yang akan lahir pertama berada pada posisi yang abnormal (bukan kepala lebih dulu), maka dilakukan operasi cesar. Adakalanya, bayi kembar yang pertama dilahirkan secara normal, tetapi operasi cesar lebih aman untuk bayi kembar kedua. Untuk kembar tiga atau lebih, biasanya dilakukan operasi cesar.
- Distosia Bahu
Distosia bahu terjadi jika satu bahu janin tersangkut pada jalan lahir. Janin berada pada posisi normal (kepala lebih dulu) untuk persalinan, tetapi bahu janin terjepit di antara tulang pubis wanita saat kepala keluar. Akibatnya, kepala tertarik kembali ke bukaan vagina. Bayi tidak dapat bernafas karena dada dan tali pusar terjepit jalan lahir. Akibatnya, kadar oksigen di dalam darah bayi menjadi berkurang.
http://medicastore.com/image_penyakit/2014.02.34.Distosia%20Bahu.jpg
Distosia bahu lebih sering terjadi pada janin yang berukuran besar, terutama jika proses persalinan sulit, lama, atau jika digunakan forsep atau ekstraktor vakum karena kepala janin tidak sepenuhnya turun ke dalam rongga panggul. Distosia bahu juga lebih sering terjadi pada wanita yang obesitas, memiliki diabetes, atau memiliki riwayat melahirkan bahi dengan distosia bahu.
Ketika komplikasi ini terjadi, dokter harus dengan cepat mencobat melakukan berbagai teknik untuk membebaskan bahu dari jalan lahir, sehingga bayi dapat dilahirkan melalui vagina. Terkadang ketika teknik ini dilakukan, terjadi cedera pada saraf di lengan bayi atau patahnya tulang lengan atau tulang selangka bayi. Episiotomi (sayatan untuk melebarkan bukaan vagina) dapat dilakukan untuk membantu kelahiran. Jika teknik ini tidak berhasil, maka bayi dapat didorong kembali masuk ke dalam vagina dan dilakukan operasi cesar. Jika semua teknik ini tidak berhasil, maka bayi dapat meninggal.
- Prolaps Tali Pusat adalah tali pusat yang mendahului bayi keluar melalui vagina.
Ketika tali pusat keluar lebih dulu dari jalan lahir, tubuh janin dapat menekan tali pusat sehingga menghentikan suplai darah janin. Komplikasi ini dapat terjadi secara jelas atau tersembunyi.
Prolaps tali pusat yang jelas : Setelah selaput ketuban pecah, tali pusat keluar dari vagina sebelum bayi muncul. Prolaps tali pusat yang jelas biasanya terjadi ketika bayi lahir dengan bagian kaki atau bokong lebih dahulu (sungsang). Tetapi prolaps tali pusat juga dapat terjadi ketika bayi lahir dengan bagian kepala lebih dulu, terutama jika terjadi ketuban pecah dini atau jika janin belum turun ke dasar panggul. Jika terjadi prolaps tali pusat, maka operasi cesar harus dilakukan segera untuk mencegah terputusnya suplai darah ke janin.
Prolaps tali pusat yang tersembunyi : Jika selaput ketuban masih utuh, dan tali pusat berada di depan janin atau terjepit di depan bahu janin. Biasanya prolaps tali pusat dapat diidentifikasi melalui adanya kelainan pada pola detak jantung janin. Mengubah posisi ibu biasanya dapat mengatasi masalah yang ada. Adakalanya, operasi cesar penting untuk dilakukan.
- Lilitan Tali Pusat, yaitu tali pusat yang melilit, melingkari leher janin. Normalnya, lilitan tali pusat tidak membahayakan bayi. Sebelum bayi dilahirkan, terkadang adanya lilitan tali pusat dapat dideteksi dengan pemeriksaan ultrasonografi, tetapi tidak ada tindakan apapun yang diperlukan. Dokter secara rutin akan memeriksa lilitan tali pusat hingga bayi dilahirkan. Jika mungkin, tali pusat dapat dilepaskan keluar kepala bayi. Terkadang, jika tali pusat sangat erat melingkari leher bayi, tali pusat kemudian dijepit dan dipotong sebelum bahu dilahirkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar