pengunjung

Jumat, 09 Mei 2014

MASALAH KEMATIAN IBU DAN PERINATAL



 MASALAH KEMATIAN IBU DAN PERINATAL DI INDONESIA

Kematian ibu dan perinatal merupakan tolok ukur kemampuan pelayanan kesehatan suatu Negara. Di Negara ASEAN, Indonesia mempunyai angka kematian tertinggi 330/100.000 dan angka kematianperinatal 420/100.000 persalinan hidup.
AKI bervariasi diberbagai daerah dengan rentang 330-700/100.000. Angka kematian perinatal dengan cepat dapat dirasakan penurunannya, tetapi AKI belum banyak terjadi penurunan. Bila persalinan di Indonesia di perkirakan 5.000.000 per tahun :
·         AKI: 16.000-17.000/tahun. Sepertiga kematian yang disebabkan abortus terjadi 45-55/hari atau setiap 25-30 menit; sepertiga lainnya atau 6.000 – 7.000 sebagai akibat gugur kandung yang tidak aman dan tidak bersih.
·         AKP: 29.000/tahun atau 2.417/bulan atau 80/hari atausetiap 18 menit.
Kematian ibu dan perinatal terjadi justru pada pertolongan pertama yang sangat diperlukan, sehingga sebenarnya masih banyak mempunyai peluang untuk dapat menghindari atau menurunkannya.

PENYEBAB KEMATIAN IBU DAN PERINATAL
1.      Penyebab langsung :
·         Terjadi pada kehamilan yang dikehendaki atau tidak
·         Terjadi komplikasi kehamilan dan persalinan
·         Perdarahan 60 – 70%, perdarahan pasca-partum 4 kali lebih banyak
·         Pre-eklampsia dan eklampsia dan eklampsia 10-20%
·         Infeksi 10 – 20%, termasuk partus terlantar
·         Lainnya : emboli air ketuban dan anesthesia
1.      Penyebab antara :
·         Persalinan masih didominasi oleh dukun 75-80% dengan akibatnya
·         PUS ber-KB masih rendah sekitar 55-60%
·         Tidak ingi ibu hamil, tetapi belum ber-KB
·         Masih banyak di jumpai terlalu muda/tua untuk hamil, terlalu banyak anak, terlalu pendek jarak hamil (kurang dua tahun)
·         PUS dengan KB 60% masih fase transisi dan belum dapat mencapai penurunan pertumbuhan penduduk (zero population growth)
·         Pelayanan gugur kandung illegal oleh dukun mempunyai peranan penting terhadap AKI dan morbiditas resproduksi
·         Status kesehatan
1.      Penyebab kematian tidak langsung :
·         Jangkauan daerah Indonesia terlalu luas
·         Pelayanan kesehatan bervariasi
·         System rujukan belum optimal
·         Biaya pelayanan kesehatan menjadi mahal
·         Kemiskinan poleksosbudhankam keluarga.
·         Status gizi kurang menguntungkan.
·         Anemia atau kekurangan gizi
·         Hamil dalam keadaan tidak optimal
·         Keutusan untuk rujukan terbentuk biaya sehingga terhambat
·         Status wanita Indonesia sangat rendah
·         Keterlambatan member pertolongan adekuat :
·         Terlambat rujukan
·         Terlambat member pertolongan adekuat
·         Terlambat mengetahui kegawatan abstetri dan ginekologi
·         Terlambat menyediakan fasilitas cukup
Memperhatikan kenyataan tersebut dapat dikemukakan bahwa perjalanan untuk terjadinya AKI cukup panjang, yang member peluang untuk melakukan intervensi pelayanan yang lebih mantap.

Dengan upaya mengendalikan penyebab tidak langsung maka penyebab langsung AKI terjadi yaitu pendaraan dan infeksi akan dapat ditekan dan kematian karena preeclampsia dan eklampsia dapat diturunkan dengan melakukan perawatan antenatal secara intensif
Di Negara maju kematian ibu disebabkan oleh preeclampsia dan eklampsia atau komplikasi tindakan opersai termasuk anesthesia. Penyebab utama kematian perinatal adalah :
1.      Penyebab langsung :
·         Persalinan premature
·         Persalinan terlantar / dukun
·         Kelainan kongenital
1.      Penyebab tidak langsung :
·         Anemia dan gizi rendah
·         Factor infeksi
·         Kerja saat hamil tua
·         Grandemultipara/jarak hamil pendek

Persalinan Preterm
Persalinan preterm adalah persalinan dengan berat bayi kurang dari 2500 gram dengan organ – organ vital belum sempurna sehingga mudah terjadi gangguan pernapasan, gangguan pencernaan makanan, mudah terjadi infeksi dengan akibat AKP tinggi.

Diharapkan bahwa dengan mengurangi factor stes individu akan dapat mengurangai persalinan prematuritas, yang merupakan penyebab utama kematian perintal

Persalinan Terlantar
Dengan makin meningkatnyapengetahuan dan ekonomi masyarakat, makin menurunkan kejadian “persalinan terlantar”. Persalinan terlantar merupakan persalinan yang disertai komplikasi ibu dan janin dalam bentuk rupture uteri imminen, infeksi intrauterine, asfiksia sampai kematian janin intrauterine, kelelahan ibu menghadapi persalinan (tampak lelah, dehidrasi, ketuban berampur mekoneum [asfiksia janin])

Anjuran persalinan dengan mempergunakan partograf WHO diharapkan memperkecil kejadian persalinan terlantar (neglected labour) yang merupakan saat terakhir pertolongan.
Pertolongan Persalinan oleh Dukun
Dukun kurang mengetahui mekanisme persalinan dan member pertolongan dengan mekanisme alami yang bersifat turun tumurun yang mempergunakan kekuatan bila terjadi hambatan persalinan. Oleh karenanya sering menimbulkan persalinan terlantar dan komplikasi berat (rupture uteri, pendarahan pascapartus, asfiksia sampai kematian janin, tidak mengetahui terdapat kelainan letak).
Di Indonesia persalinan oleh dukun sekitar 70 – 75%, sehingga muncul gagasan menempatkan bidan di desa untuk menggantikan dukun.

Kekurangan Gizi Saat Hamil
Kekurangan gizi menimbulkan anemia gizi dan zat besi yang dapat memengaruhi tumbuh-kembang janin dalam rahim. Tumbuh-kembang yang kurang akan menmbulkan BBLR, keguguran, persalinan preterm, tumbuh-kembang system saraf pusat terganggu (IQ rendah). Dalam upaya menurunkan persalinan preterm yang menyebabkan AKP tinggi, terdapat “lima langkah” penting untuk perbaikan masyakarat Indonesia :
·         Meningkatkan gizi ibu hamil.
·         Interval jarak kehamilan di atas dua tahun
·         Pendidikan dukun sehingga mempercepat rujukan.
·         Mengurangi kerja berat menjelang hamil tua.
·         Mengurangi “stress” internal.

KONSEP FILISOFI PENURUNAN AKI DAN AKP DI INDONESIA
Keterlambatan dalam member pertolongan dapat merupakan kunci utama penyebab tingginya AKI dan AKP. Keterlambatan ini dapat terjadi karena terlambat memutuskan rujukan yang disebakan oleh kemiskinan dan pengetahuan yang rendah, factor kultur keluarga dan masyarakat, atau kekurangan saran penunjang, atau dapat terjadi terlambat dalam perjalanan. Ini mungkin terjadi karena Indonesia memiliki daerah luas dan kepulauan, distribusi penduduk yang tidak merata, pusat pelayanan kesehatan tidak merata.

Selain itu juga dapat terjadi terlambat dalam member pertolongan di pusat kesehatan. Hal ini dpat terjadi karena kekurangan sarana penunjang, kesiapan member pertolongan belum memadai, terlambat mengambil keputusan tindakan, terlambat diterima di pusat pelayanan kesehatan, keadaan umum penderita yang tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan segera, diterima dalam keadaan agonal, obat-obatan life saving tidak tersedia. Berpegang dengan “lima langkah” diharapkan dapat menurunkan AKI dan AKP bermakna.

Disamping itu, di tengah masyarakat dilakukan “Gerakan Sayang Ibu” yang akan dinilai sebagai hasil pembangunan daerah “kesebelas” pada setiap provinsi di Indonesia. Di Negara maju, kematian bayi terutama disebabkan kelainan kongenetil sebagai akibat pengaruh obat-obatan atau merokok dan minuman beralkohol.

Bidan sebagai tenaga medis terdepan di tengah masyarakat memegang peranan yang sangat penting untuk dapat member pendidikan masyarakat, sehingga dapat dapat ikut serta menurunkan AKI dan AKP. Untuk dapat menurunkan AKI dan AKP dapat dicanangkan pokok upaya, di antaranya asuhan antenatal intersif, meningkatkan status wanita Indonesia, melaksanakan gerakan keluarga berencana, meningkatkan system rujukan, mendekatkan pelayanan di tengah masyarakat sebagai upaya mengatasi factor keterlambatan.

Meningkatkan Pelaksanaan Asuhan Antenatal
Dengan melakukian asuhan antenatal sebanyak empat kali sudah dianggap cukup (sekali setiap semester, dua kali pada semester ketiga). Tujuan pemberian asuhan ini adalah :
·         Mempersiapkan kehamilah sehat optimal
·         Mempersiapkan persalinan aman dan bersih
·         Menentukan kehamilan dengan risiko
·         Mempersiapkan kesehatan pascapartus dan laktasi
·         Memberi KIE atau motivasi keluarga berencana
Selain itu dilakukan pemberian vaksinasi tetanus toksoid dan mengarahkan persalinan aman dan bersih. Bila kehamilan berisiko rendah, dapat diatasi secara setempat. Bila kehamilan dicurigai harus dilakukan rujukan ke rumah sakit.

Meningkatkan Status Wanita Indonesia
Peningkatan status wanita dilakukan dengan mempersiapkan perkawinan dan hamil ketika reproduksi sehat optimal, melakukan pemeriksanaan sebelum hamil dan perkawinan, meningkatkan gizi saat hamil, laktasi dengan orientasi empat sehat lima sempurna, mengupayakan agar cukup istirahat terutama hamil tua sehingga mantap menghadapi persalinan. Status wanita juga dapat ditingkatkan dengan mempersiapkan keluarga menghadapi masa tua bahagia dan sejahtera. Anak difasilitasi untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuan untuk menghadapi abad ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi.

Melaksanakan Gerakan Keluarga Berencana
Dengan gerakan keluarga berencana dapat dipersiapkan hamil sehat optimal umur di atas 20 tahun dan di bawah 35 tahun, menyiapkan jarak kehamilan di atas 2 tahun, mempersiapkan kemungkinan APM pada kasus tertentu, dan mempergunakan metode KB efektif.
Selain itu dilakukan penurunan hamil dengan risiko tinggi sehingga dapat dihindapi komplikasi hamil dan morbiditas serta mortalitas menurun. Perlu juga dilakukan peningkatan hubungan antar keluarga lebih harmonis yang dapat dicapai dengan menerapkan konsep catur warga, sebagai generasi pengganti, meningkatkan poleksosbudhankam keluarga, dan konsep NKKBS dapat terlaksana, khususnya perhatian terhadap anak, sehingga mengurangi pengaruh peer group.

Meningkatkan Sistem Rujukan
Kelambatan sistem rujukan merupakan salah satu kendala tingginya AKI dan AKP. Dengan mempercepat keputusan rujukan dapat mengurangi AKI dan AKP karena diterima di pusat pertolongan dalam keadaan adekuat. Peningkatan sistem rujukan yang tepat merupakan kendala kerena keadaan geografis Indonesia sangat luas dan berpulau. Pemerintah harus siap membantu sistem rujukan karena memerlukan tenaga dan biaya yang tidak sedikit.
Mendekatkan Pelayanan di Tengah Masyarakat
Pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dapat diberikan dengan mempersiapkan bidan di desa. Bidan di sini sebagai pengganti dukun beranak. Bidan dapat melakukan pertolongan persalinan lege artis dengan polindes, mempercepat proses rujukan kehamilan berisiko tinggi, melaksanakan posyandu setiap bulan, memberi KIE-motivasi (gerakan KB, gizi sehat, imunisasi ibu / bay-anak.
Setiap kecamatan telah memiliki Puskesmas sebagai realisasi mendekatkan pelayanan medis modern di tengah masyarakat. Puskesmas ini memberi pelayanan POED dan PONED (memberikan oksitosin, plasenta manual, mempersiapkan asfiksia). Selain itu puskesmas membantu pelaksanaan “posyandu” di desa terdekat, melakukan pertolongan persalinan dengan risiko rendah, memberi pendidikan dan kerja sama dengan “dukun”, mengoordinasi audit AKI dan AKP.
Rumah sakit kabupaten secara medis dan ilmu pengetahuan mampu berperan optimal. Kegiatannya membina Puskesmas di tingkat kabupaten, melaksanakan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Rumah Sakit Sayang Bayi dengan empat spesialis pokok (spesialis bedah, spesialis anak, spesialis penyakit dalam, spesialis obstetri dan ginekologi) yang meliputi POED dan PONED, dapat melakukan bedah seksio sesarea darurat atau berencana dan histerektomo, memberi obat intravenus. Kasus risiko tinggi ditujuk ke rumah sakit provinsi serta menerima kembali perawatan lanjut. Rumah sakit kabupaten juga melakukan koordinasi audit AKI dan AKP.
Rumah sakit provinsi secara medis dan ilmu pengetahuan sebagai top rujukan provinsi yang membina rumah sakit kabupaten, mampu melakukan semua tindakan medis spesialis, mengoordinasi audit AKI dan AKP, melaksanakan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Rumah Sakit Sayang Bayi. Rumah sakit ini merupakan top rujukan di tingkat provinsi dan tangan kanan koordinasi pelayanan kesehatan melalui kewilayahan kesehatan tingkat provinsi.
Upaya bidan meningkatkan penerimaan Gerakan Keluarga Berencana dalam arti merencanakan jumlah anggota keluarga yang dianggap mampu untuk ditanggung oleh kemampuan sosial ekonomi keluarga, dapat meningkat sumber daya manusia setidaknya dalam bidang pendidikan. Penerimaan keluarga berencana dalam arti Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) diharapkan dapat menurunkan jumlah ibu hamil, atau jika hamil dalam kondisi kesehatan jasmani dan rohani optimal sehingga menurunkan jumlah kematian maternal dan perinatal.
Bidan di tengah masyarakat sangat menentukan upaya untuk memberikan pelayanan bermutu dan menyeluruh yang pada saatnya mengganti peranan “dukun” dalam memberi pertolongan persalinan yang aman dan bersih.
Kunci keberhasilan Indonesia dalam upaya menurunkan angka kematian maternal dan perinatal terletak pada peran bidan di daerah pedesanaan, sebagai narasumber tenaga kesehatan terdepan dalam arti luas sehingga bidan sangat penting diberi pendidikan IpTekDok yang berkelanjutan, sehingga profesionalisme makin dapat ditingkatkan.
Demikian langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh bidan dalam ikut serta menurunkan angka kematian maternal dan perinatal yang merupakan fenomena puncak gunung es, karena tidak ada seorang pun dapat mencatan kematian maternak atau perinatal di tengah jumlah penduduk Indonesia sekitar 215 juta orang. Kemungkinan angka kematian sekitar 330/100.000 persalinan hidup hanya merupakan perkiraan perhitungan contoh di berbagai daerah Indonesia.
Tinggi / rendahnya angka kematian sangat erat hubungannya dengan kesejahteraan masyarakat dalam arti makan tinggi pendidikan dan pendapatan akan cenderung untuk makin menerima KB. NKKBS makin tercapai, artinya keluarga cendering ingin mempunyai jumlah anak yang kecil. Jumlah pertumbuhan penduduk dapat diperhitungkan dan dikendalikan. Gugur-kandung hanya merupakan suplemen dalam gerakan keluarga berencana. Pertimbangan keluarga yang cenderung ingin mempunyai anak sedikit adalah agar dapat mempertahankan kesejahteraannya dalam arti poleksosbudhankam keluarga.
Keluarga adalah unit terkecil kehidupan bangsa, negara dan bahkan manusia di atas dunia, sehingga bila keluarga sudah sejahtera dengan sendirinya masalah poleksosbudhankamnas (politik, ekonomi, sosial, budaya, ketahanan dan keamanan nasional) akan makin terjamin. Dengan demikian bidan merupakan figur poleksosbudhankamnas di tengah masyarakat dan ikut serta menjamin keutuhan bangsa.

Meningkatkan Sistem Rujukan
Kelambatan sistem rujukan merupakan salah satu kendala tingginya AKI dan AKP. Dengan mempercepat keputusan rujukan dapat mengurangi AKI dan AKP karena diterima di pusat pertolongan dalam keadaan adekuat. Peningkatan sistem rujukan yang tepat merupakan kendala kerena keadaan geografis Indonesia sangat luas dan berpulau. Pemerintah harus siap membantu sistem rujukan karena memerlukan tenaga dan biaya yang tidak sedikit.
Mendekatkan Pelayanan di Tengah Masyarakat
Pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dapat diberikan dengan mempersiapkan bidan di desa. Bidan di sini sebagai pengganti dukun beranak. Bidan dapat melakukan pertolongan persalinan lege artis dengan polindes, mempercepat proses rujukan kehamilan berisiko tinggi, melaksanakan posyandu setiap bulan, memberi KIE-motivasi (gerakan KB, gizi sehat, imunisasi ibu / bay-anak.
Setiap kecamatan telah memiliki Puskesmas sebagai realisasi mendekatkan pelayanan medis modern di tengah masyarakat. Puskesmas ini memberi pelayanan POED dan PONED (memberikan oksitosin, plasenta manual, mempersiapkan asfiksia). Selain itu puskesmas membantu pelaksanaan “posyandu” di desa terdekat, melakukan pertolongan persalinan dengan risiko rendah, memberi pendidikan dan kerja sama dengan “dukun”, mengoordinasi audit AKI dan AKP.
Rumah sakit kabupaten secara medis dan ilmu pengetahuan mampu berperan optimal. Kegiatannya membina Puskesmas di tingkat kabupaten, melaksanakan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Rumah Sakit Sayang Bayi dengan empat spesialis pokok (spesialis bedah, spesialis anak, spesialis penyakit dalam, spesialis obstetri dan ginekologi) yang meliputi POED dan PONED, dapat melakukan bedah seksio sesarea darurat atau berencana dan histerektomo, memberi obat intravenus. Kasus risiko tinggi ditujuk ke rumah sakit provinsi serta menerima kembali perawatan lanjut. Rumah sakit kabupaten juga melakukan koordinasi audit AKI dan AKP.
Rumah sakit provinsi secara medis dan ilmu pengetahuan sebagai top rujukan provinsi yang membina rumah sakit kabupaten, mampu melakukan semua tindakan medis spesialis, mengoordinasi audit AKI dan AKP, melaksanakan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Rumah Sakit Sayang Bayi. Rumah sakit ini merupakan top rujukan di tingkat provinsi dan tangan kanan koordinasi pelayanan kesehatan melalui kewilayahan kesehatan tingkat provinsi.
Upaya bidan meningkatkan penerimaan Gerakan Keluarga Berencana dalam arti merencanakan jumlah anggota keluarga yang dianggap mampu untuk ditanggung oleh kemampuan sosial ekonomi keluarga, dapat meningkat sumber daya manusia setidaknya dalam bidang pendidikan. Penerimaan keluarga berencana dalam arti Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) diharapkan dapat menurunkan jumlah ibu hamil, atau jika hamil dalam kondisi kesehatan jasmani dan rohani optimal sehingga menurunkan jumlah kematian maternal dan perinatal.
Bidan di tengah masyarakat sangat menentukan upaya untuk memberikan pelayanan bermutu dan menyeluruh yang pada saatnya mengganti peranan “dukun” dalam memberi pertolongan persalinan yang aman dan bersih.
Kunci keberhasilan Indonesia dalam upaya menurunkan angka kematian maternal dan perinatal terletak pada peran bidan di daerah pedesanaan, sebagai narasumber tenaga kesehatan terdepan dalam arti luas sehingga bidan sangat penting diberi pendidikan IpTekDok yang berkelanjutan, sehingga profesionalisme makin dapat ditingkatkan.
Demikian langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh bidan dalam ikut serta menurunkan angka kematian maternal dan perinatal yang merupakan fenomena puncak gunung es, karena tidak ada seorang pun dapat mencatan kematian maternak atau perinatal di tengah jumlah penduduk Indonesia sekitar 215 juta orang. Kemungkinan angka kematian sekitar 330/100.000 persalinan hidup hanya merupakan perkiraan perhitungan contoh di berbagai daerah Indonesia.
Tinggi / rendahnya angka kematian sangat erat hubungannya dengan kesejahteraan masyarakat dalam arti makan tinggi pendidikan dan pendapatan akan cenderung untuk makin menerima KB. NKKBS makin tercapai, artinya keluarga cendering ingin mempunyai jumlah anak yang kecil. Jumlah pertumbuhan penduduk dapat diperhitungkan dan dikendalikan. Gugur-kandung hanya merupakan suplemen dalam gerakan keluarga berencana. Pertimbangan keluarga yang cenderung ingin mempunyai anak sedikit adalah agar dapat mempertahankan kesejahteraannya dalam arti poleksosbudhankam keluarga.
Keluarga adalah unit terkecil kehidupan bangsa, negara dan bahkan manusia di atas dunia, sehingga bila keluarga sudah sejahtera dengan sendirinya masalah poleksosbudhankamnas (politik, ekonomi, sosial, budaya, ketahanan dan keamanan nasional) akan makin terjamin. Dengan demikian bidan merupakan figur poleksosbudhankamnas di tengah masyarakat dan ikut serta menjamin keutuhan bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar